Whatever you want...

Wednesday, January 18, 2017

Renungan Buku Kecil - 15 MENITAN GKJW Jemaat Tunglur | MINGGU IV JANUARI 2017

| No comment
HARI I (SENIN) – MINGGU IV JANUARI 2017

BACAAN
Hakim-hakim 6:11-24
Bolehkah iman itu ragu-ragu? Bagaimana jika iman tidak iya dan amin, namun penuh pertanyaan? Saya seorang Kristen, tapi mengapa sulit sekali mencari atau menjalani pekerjaan sesuai jalan iman Kristen yang jujur dan penuh kasih? Mengapa saya sakit, gagal, ditinggalkan? Mengapa keluarga saya mengalami masalah bertubi-tubi? Saya senang melayani di jemaat Tunglur, tapi mengapa saya selalu diragukan bahkan dihina? Mengapa menjadi Kristen tidak sedamai-sejahtera yang saya bayangkan dulu?
Dalam Wahyu 13: 16 dikatakan, “Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Hal itu menunjukkan bahwa dalam beriman tidak boleh setengah-setengah. Namun yang demikian ini sulit.
Namun dalam bacaan kita, kita menemukan kisah yang lain, tentang Gideon yang dipanggil Tuhan dan sempat meragukan panggilan imannya. Dia merasa tidak mampu melakukan semua yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan ternyata orang yang demikian pun dipakai Tuhan, dan tidak begitu saja seperti dikatakan dalam Wahyu dimuntahkan dari mulut Tuhan. Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini?
Iman adalah keyakinan dan kepastian. Tetapi menjadi beriman adalah proses terus menerus. Dan jika kita meragukan bahkan mempertanyakan iman kita, sesungguhnya itu adalah bagian dari proses kita menjadi beriman. Proses menjadi yakin dan pasti. Kuncinya adalah: apakah keraguan itu membuat kita meninggalkan penggilan Tuhan atau tetap berusaha setia, walaupun penuh pertanyaan.
Di sanalah kita menemukan bahwa Gideon awalnya ragu-ragu dan tidak yakin. Sebenarnya yang diragukan bukan Tuhan, tapi dia tidak yakin dia bisa melakukan apa yang Tuhan inginkan. Tapi dia tetap setia, dan itu membuat dia terus dipakai oleh Tuhan sepanjang hidupnya. Dalam keraguan, tetaplah setia. Justru inilah iman yang sesungguhnya. Kesetiaan yang tidak suam-suam kuku.

DOA
Mohon didoakan warga jemaat yang berjuang untuk setia dengan imannya di tengah tantangan dan himpitan ekonomi, pekerjaan, jodoh, sekolah, dan masa depan.
Mohon pada hari ini juga didoakan keluarga Ibu Wilujeng (Bancangan).


HARI II (RABU) – MINGGU IV JANUARI 2017

BACAAN
Kejadian 49:1-2,8-12
Yakub memanggil anak-anaknya pada masa tuanya, menjelang kematiannya. Wasiatnya kepada anak-anaknya adalah nubuat tentang kehidupan anak-anaknya kelak. Secara khusus hari ini kita membaca wasiat Yakub tentang Yehuda. Dan jika kita membaca Alkitab sampai selesai, nubuat akan Yehuda akhirnya benar-benar terjadi.
Ada peribahasa yang mengatakan “Perkataan orang tua adalah doa.” Orang tua tidak akan mendoakan yang buruk untuk anak-anaknya. Mereka pasti menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Walaupun tidak selalu hal tersebut yang diinginkan sang anak.
Wasiat untuk Yehuda mungkin terdengar bukan yang terbaik, karena jika kita membaca ada wasiat yang bunyinya lebih menyenangkan telinga, yaitu untuk Yusuf (ay. 22-26). Namun apakah hal ini membuat Yehuda menjadi kesal? Tidak. Karena Tuhan akhirnya mewujudkan wasiat itu dengan cara yang luar biasa. Bahkan dari suku bangsa Yehuda akhirnya lahirlah Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus. Tongkat kerajaan Allah nyatanya tidak lepas dari Yehuda, dan terwujudlah wasiat Daud.
Doa orang tua bagi anak-anaknya mungkin tidak sempurna, namun doa yang didoakan dengan sungguh-sungguh dan penuh kasih akan disempurnakan oleh Tuhan. Maka jangan henti-hentinya mendoakan yang terbaik untuk anak, orang tua, dan anggota keluarga lain. Bukan hanya doa tentang kejayaan, kesuksesan, dan kehidupan yang berlimpah-limpah. Tapi doa yang diserahkan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Doa yang memohonkan supaya anggota keluarga kita selalu bersandar dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak berkenan, apa pun usahanya tetap tidak berhasil. Tapi jika Tuhan berkenan, bahkan yang paling mustahil pun bisa terjadi. Karena hanya Tuhanlah yang berkuasa atas doa kita. Manusia memohon, Tuhan yang menyempurnakan.

DOA
Mohon didoakan seluruh anggota keluarga, baik keluarga kita masing-masing, maupun keluarga besar kita. Supaya berkat Tuhan terus ada di tengah keluarga, dan mampu kita syukuri. Secara khusus berdoa agar setiap anggota keluarga selalu menyandarkan hidupnya kepada Tuhan dalam masa senang ataupun susah.
Mohon pada hari ini juga didoakan keluarga Bp. Pujiantoro.


HARI III (JUMAT) – MINGGU IV JANUARI 2017

BACAAN
Ulangan 24:17-25
Berbuat baik kepada orang yang dikasihi itu biasa. Mengasihi keluarga itu lumrah. Namun mengasihi orang asing? Bagaimana kalau dia jahat? Bagaimana kalau dia penipu? Bagaimana kalau disalahgunakan?
Ada ibu-ibu penjual makanan di Jogja, di sebelah kontrakan saya dulu di Jogja. Jika saya membeli makanan kepadanya, biasanya ditambah entah tempe atau sayurannya, atau kadang dipotong harganya. Ketika saya berterima kasih, dia berkata, “Saya ingat anak saya juga ada yang merantau, Mas, semoga saja di sana dia juga ditresnani orang.” Dan sampai hari ini ada warga jemaat yang ketika mengirimkan makanan kepada saya mengatakan, “Kula enget anak kula sing tebih.”
Kebaikan-kebaikan semacam itu sangat menyuka-citakan untuk orang yang ditolong. Kadang pertolongan tidak diberikan karena kita ber-kelebihan, tidak diberikan karena kita mengharap-kan sesuatu dari orang yang kita tolong. Namun semata-mata karena kita ingat pada anggota keluarga kita yang lain yang tidak bersama-sama dengan kita. Atau kadang karena kita ingat dulu juga ditolong oleh orang. Itulah kebaikan paling mulia, kebaikan yang dilakukan tanpa pamrih apa pun, hanya karena kita ingin melakukan kebaikan.
Kebaikan adalah kebaikan. Bahkan ketika kebaikan itu disalahpahami atau disalahgunakan. Jangan hanya melihat pada kesalahpahaman atau jika kita dimanfaatkan. Tetapi lakukanlah itu karena kita mengingat bahwa Tuhan pun menolong kita dan anggota keluarga kita tanpa pamrih. Lakukanlah kebaikan ketika kita bisa sesuai dengan apa yang bisa kita lakukan, tidak memaksakan diri, tetapi juga tidak membatas-batasi. Dan setelah kebaikan itu dilakukan jangan disesali. Karena nilai kebaikan adalah pada apa yang dilakukan, bagaimana orang yang menerima kebaikan itu apakah akan juga bersyukur atau akan menyalahgunakan kebaikan kita itu, itu urusan yang bersangkutan dengan Tuhan. Yang terpenting kita telah berbuat baik.

DOA
Mohon didoakan saudara-saudara Muslim di sekitar kita terkait kebutuhan hidup mereka, dan supaya mereka bisa selalu rukun satu sama lain dan dengan kita. Doakan supaya kita bisa saling bertolong-tolongan pada saat kesusahan.
Mohon pada hari ini juga didoakan keluarga Ibu Sediyani Rahayu.
Tags :

No comments:

Post a Comment