Tiga vikar datang ke rumah setelah Road Service Mojokerto. Aku berkisah tentang seorang kolega yang istrinya terkena kanker paru-paru. Dua orang segera berteriak serempak, "Tela Gendruwo!" Seorang vikar, Cimo, bercerita tentang mamanya yang aku tahu menderita kanker beberapa tahun ini. Dia mengatakan bahwa setelah tidak kurang dari dua minggu sang mama mengkonsumsi singkong raksasa itu, sel kankernya berkurang hingga 80% bahkan mendekati normal. Bengkak kelenjar getah beningnya juga mengempes. "Aku diberi tahu dia itu mas!"
Dan yang disebut dia itu bertutur, Pras, "Teman mamaku, kanker stadium empat dan divonis usianya tidak lebih dari beberapa bulan. Maka dia pun memakan tela gendruwo. Niatnya bunuh diri, karena tanaman itu kan terkenal beracun. Lah ternyata setelah satu bulan dia semakin stress, kok gak mati-mati. Dia cek ternyata sel kankernya bersih!" Kami tergelak.
Dan yang lainnya, David, mengatakan, "Racun yang menyelamatkan. Bencana membawa berkat!" Mereka menerangkan kepadaku, bahwa caranya diiris tipis-tipis, lalu dijemur. Mungkin proses penjemuran itu yang menghilangkan racunnya. Tetapi jangan makan banyak-banyak nanti mabuk. "Iya awalnya mamaku mabuk!" Ujar Cimo. "Belinya di mana?" "Di Purwoharjo, sekilo dua puluh lima ribu," Jawab Pras.
No comments:
Post a Comment