Saya dan tetangga
saya punya masalah yang sama. Kucing berkeliaran di sekitar rumah kami. Kami
tidak tahu jumlahnya, tapi yang jelas lebih dari dua, tidak lebih dari lima.
Tapi kami memiliki sebuah kebiasaan yang tanpa sadar kami lakukan terus
menerus. Kami mengeluh terus menerus tentang kucing-kucing itu. Bagaimana
tidak, kucing-kucing itu begitu cerdas, mereka bisa membuka tudung saji sampai
rantang.
Ada sebuah ritual
yang terus menerus kami lakukan, setiap kali melihat hewan-hewan berkaki empat
itu melenggang di dalam rumah, dengan berbagai macam gaya kami mengusir mereka.
Kadang hanya dengan gusahan, kadang dengan kata-kata marah – seolah-olah
hewan-hewan itu mengerti, atau dengan bangkit dari tempat kami duduk dan
berdiri menggejik-gejikkan kaki, bahkan kadang dengan cara yang lebih aneh:
menirukan gonggongan anjing, serigala, bahkan kadang menjadi kucing garong yang
lebih buas. Merupakan sebuah kebahagiaan tiada tara ketika kami melihat mereka
terbirit, bahkan sampai menyampar segala sesuatu di jalan lari mereka: jendela,
kabel, kursi, dan melihat mereka menderita, kami sangat bahagia.
Namun anehnya
tidak ada di antara kami yang berpikir untuk membunuh hewan-hewan itu. Kami
punya pisau, kami punya palu, tapi tidak terpikir untuk memukul kepala
kucing-kucing itu sampai pecah, atau menembak mereka dan mengudal isi perutnya. Atau sekadar memukul mereka dengan
batang kayu dan hingga hancut tulang rusuknya. Ternyata diam-diam toh kami
tidak berniat mengenyahkan mereka, kami menikmati hidup bersama mereka tanpa
kami sadari. Mereka adalah masalah, tapi hidup bersama masalah itu lebih
menyenangkan daripada tanpa masalah sama sekali. Apalagi jika cara untuk menghilangkan
masalah itu kami harus menjadi seorang berdarah dingin.
Ketika bangun
tidur menjelang matahari terbit, saya terbiasa melihat beberapa kucing itu
bergelung di atas dipan beralas karpet merah di depan jendela kamar. Mereka ada
beberapa, berkumpul bersama seperit keluarga bahagia. Dan melihat itu, saya
tersenyum, saya sangat menikmati pemandangan itu. Mereka luar biasa lucu. Dan
jangan-jangan kami lebih lucu lagi. Mencintai masalah adalah satu-satunya jalan
menikmati hidup. Tanpa masalah itu, kami hanya akan hidup seperti bermain The
Sims, setelah empat jam, kami akan mati kebosanan. Tapi tentu saja jika masalah
itu tidak habis-habis, itu perkara lain. Tetap perlu lah waktu bersejenak
dengan hening dan melihat masalah itu menenang dalam tidur yang sementara.
No comments:
Post a Comment