Whatever you want...

Wednesday, July 20, 2016

KUCING

| No comment
Saya dan tetangga saya punya masalah yang sama. Kucing berkeliaran di sekitar rumah kami. Kami tidak tahu jumlahnya, tapi yang jelas lebih dari dua, tidak lebih dari lima. Tapi kami memiliki sebuah kebiasaan yang tanpa sadar kami lakukan terus menerus. Kami mengeluh terus menerus tentang kucing-kucing itu. Bagaimana tidak, kucing-kucing itu begitu cerdas, mereka bisa membuka tudung saji sampai rantang.
Ada sebuah ritual yang terus menerus kami lakukan, setiap kali melihat hewan-hewan berkaki empat itu melenggang di dalam rumah, dengan berbagai macam gaya kami mengusir mereka. Kadang hanya dengan gusahan, kadang dengan kata-kata marah – seolah-olah hewan-hewan itu mengerti, atau dengan bangkit dari tempat kami duduk dan berdiri menggejik-gejikkan kaki, bahkan kadang dengan cara yang lebih aneh: menirukan gonggongan anjing, serigala, bahkan kadang menjadi kucing garong yang lebih buas. Merupakan sebuah kebahagiaan tiada tara ketika kami melihat mereka terbirit, bahkan sampai menyampar segala sesuatu di jalan lari mereka: jendela, kabel, kursi, dan melihat mereka menderita, kami sangat bahagia.
Namun anehnya tidak ada di antara kami yang berpikir untuk membunuh hewan-hewan itu. Kami punya pisau, kami punya palu, tapi tidak terpikir untuk memukul kepala kucing-kucing itu sampai pecah, atau menembak mereka dan mengudal isi  perutnya. Atau sekadar memukul mereka dengan batang kayu dan hingga hancut tulang rusuknya. Ternyata diam-diam toh kami tidak berniat mengenyahkan mereka, kami menikmati hidup bersama mereka tanpa kami sadari. Mereka adalah masalah, tapi hidup bersama masalah itu lebih menyenangkan daripada tanpa masalah sama sekali. Apalagi jika cara untuk menghilangkan masalah itu kami harus menjadi seorang berdarah dingin.

Ketika bangun tidur menjelang matahari terbit, saya terbiasa melihat beberapa kucing itu bergelung di atas dipan beralas karpet merah di depan jendela kamar. Mereka ada beberapa, berkumpul bersama seperit keluarga bahagia. Dan melihat itu, saya tersenyum, saya sangat menikmati pemandangan itu. Mereka luar biasa lucu. Dan jangan-jangan kami lebih lucu lagi. Mencintai masalah adalah satu-satunya jalan menikmati hidup. Tanpa masalah itu, kami hanya akan hidup seperti bermain The Sims, setelah empat jam, kami akan mati kebosanan. Tapi tentu saja jika masalah itu tidak habis-habis, itu perkara lain. Tetap perlu lah waktu bersejenak dengan hening dan melihat masalah itu menenang dalam tidur yang sementara. 
Tags : ,

No comments:

Post a Comment