Yohanes memiliki tiga saudara kembar, kami sering menyebutnya para Sinoptik. Entahlah mengapa Yohanes yang muda itu selalu memilih menjadi berbeda dengan yang lain. Bikin ribut saja.
Sebut saja ketika mereka berempat pada suatu saat bercerita kepada kami tentang kapan guru mereka makan bersama sebelum disalibkan. Ketiganya sudah hampir bersepakat mengatakan pada itu perjamuan Paskah. Markus bilang gini, "Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah" (14:12) Lukas pun bilang, "Kata-Nya kepada mereka: 'Aku sangat rindu makan Paskah ini bersama-sama dengan kamu, sebelum Aku menderita.'" (22:15). Eh mendadak si Yohanes malah bilang gini: "Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah." (18: 28) dan "Hari itu ialah hari persiapan Paskah, kira-kira jam dua belas. Kata Pilatus kepada orang-orang Yahudi itu: "Inilah rajamu!" (19:14).
Saudara-saudanya sudah bersepakat perjamuan malam terakhir itu adalah perjamuan paskah. Sebut saja ketika mereka berempat mengatakan perihal duduk bersandar di meja, meminum yayin (anggur), mencuci tangan (Yesus bahkan mencuci kaki mereka menurut Yohanes), makan roti dengan mencelupkannya pada kuah kharoset, menyanyikan kidung pujian. Semua dilakukannya dengan jangkep. Artinya bahwa peristiwa itu adalah peristiwa yang dilakukan pada Erev Pesakh 14 Nisan. Kalau begitu artinya penyaliban terjai pada tanggal 15 Nisan atau pada saat Paskah.
Eh kok muncul perkataan Yohanes bahwa penyaliban dan kematianny terjadi sebelum paskah, dan itu menandakan sebuah simbolisasi kuat tradisi paskah Bait Suci, penyembelihan anak domba Paskah. Paulus lalu bilang bahwa Yesus menggantkan posisi anak domba paskah. Artinya kalau ada penyembelihan anak domba maka itu baru tanggal 14 Nisan, maka perjamuan terakhir itu terjadi hari sebelumnya. Lah gonjang-ganjing ini bagaimana. Yohanes memang begitu lah sukanya. Senang nganeh-anehi!
Lah, tapi kok ya bisa-bisanya ketiga saudara yang lain juga diam-diam menyelipkan sebuah kata kunci yang kalau tidak jeli bisa saja bikin kami bilang Yohanes memang raja ngawur. Yaitu pada kata roti. Para Sinoptik menuliskan bahwa itu adalah berkaitan dengan Hari Raya Roti Tidak Beragi (azumos), tapi kok mereka bilang ketika Yesus memecah-mecahkan roti, yang dipecah-pecahkan bukan roti tidak beragi (azumos) tapi roti biasa beragi (artos). Loh kok? Masak Yesus dan murid-muridnya makan artos pada saat seharusnya mereka makan azumos. Bahkan berapa kali coba aturan matzah/azumos ini ditekankah dalam Keluaran atau pada mistzvot. Mistzvot ke-120, 121, 122, 123, 124, dan 126 jelas-jelas mengatakan bahwa ketika tanggal 14 Nisan mereka makan roti tidak beragi/ matzah/ azumos, bukan roti biasa atau artos, bahkan di mitzvot 124 dikatakan bahwa makanan beragi apa pun tidak boleh ketok mata. Jadi kok diam-diam mereka juga mendukung Yohanes.
Para ahli terpecahlah. Mulai dari pendapat bahwa ada sistem penanggalan yang berbeda (lihat gulungan laut mati) antara kelompok Farisi dan Saduki, bahwa Saduki sehari lebih awal daripada Farisi, jadi bisa saja keduanya tetap akurat. Weh macam NU dan Muhammadiyah saja ini. Tapi siapa yang mau gampang saja setuju dengan itu. Ada yang mengatakan itu perjamuan biasa, tapi menggunakan tata cara perjamuan paskah. Dan itu pun banyak yang tidak setuju, karena dengan demikian maka perkataan Yesus bahwa dia ingin makan Paskah adalah harapan tak terwujud. Mimpi tak teraih. Maka semuanya serba bingung. Jadi makan paskah itu 13 atau 14 Nisan? Atau tanggal berapa?
Eh di tengah kebingunan kami. Keempat bersaudara itu cekikikan di pojok. Pas kami desak mereka pun bilang, "Siapa suruh sibuk mencari tanggal, emang siapa mau ngawinin anak? Kami sih cerita peristiwa dan bagaimana kami memaknainya. Kalau urusan penanggalan biar si Yosefus itu saja yang nulis, dia yang pinter urusan sejarah." Maka dengan geram kami mencubiti mereka yang tertawa makin ngakak. Oh orang tua, suka buat bingung aja. Kompak lagi.
No comments:
Post a Comment