Whatever you want...

Friday, August 28, 2015

Cakep Jual Diri

| No comment
Ceritanya beberapa hari lalu ketemu sama seorang anak Surabaya. Si anak berusia 19 tahun dan sedang kuliah awal. Mengambil akuntansi di salah satu PT di Surabaya. Gak nyangka permbicaraan kami mulai masuk lebih dalam ke dalam kehidupan pribadinya. Si anak ini termasuk jenis makhluk indah dipandang mata. Tidak terlalu smart tetapi indah dan dijamin bakalan bikin orang menoleh kepadanya ketika melihatnya berjalan. Jadi bisa dijamin berjalan bersamaku, kami lebih tampak seperti pembantu dengan majikan muda. Didukung barang-barang yang menempel padanya adalah kelas nomor papan atas. Handphone top markotop. Dibandingin handphoneku yang kudu di charge setiap saat saking tuanya. Pakaiannya jelas import. Aku jelek-jelek juga tahu barang bagus lah, walaupun gak pernah mimpi punya juga. Tasnya kelas anjrit aku aja gak nyangka tas itu beredar di Endo. Jam tangan. Dan segalanya lah.

Cerita berlalu tentang kisah cintanya. Lalu orang tua yang biasa. Dan sampai akhirnya dia mengatakan kepadaku. "Mas aku mau jujur." Aku menyilakan. Dan aku sebenarnya gak kaget, tapi juga kaget. Kaget tapi gak banget-banget. Soalnya emang keliatan bahwa ada indikasi dari ceritanya tentang orang tuanya yang biasa saja, dia yang gak biasa kerja berat dia punya segala hal indah itu. Dia adalah jeng jeng jeng simpanan Om.

Maka cerita itu beredar. Dia dibiayai kuliahnya oleh si Om, dikasih setiap waktu buat biaya gaya hidupnya. Buat semua kebutuhannya si Om itu yang menanggung. Kepada orang tua dia bilang bahwa dia dapat itu dari part time. Gak bohong sih, kan dia emang part time. Sebagai bayarannya dia harus rela menyerahkan dirinya, tubuhnya yang indah itu, dan separuh waktu hidupnya untuk si Om.

Dia berkata kepadaku, "Kalau nanti bisa cari uang sendiri, dia mau lepas dari si Om." Aku mengangguk. Dia berpikir aku akan mengatakan iya semoga. Tapi tidak, aku dan mulut jahatku berkata, "Aku gak tahu. Aku gak nyalahin kamu. Tapi jelas juga gak benerin. Aku cuma ngerti keadaanmu. Secara kamu anak Indonesia. Masih muda dan punya kesempatan. Cuma menyayangkan saja. Tapi aku duga sulit deh keluar. Kecuali kamu mau beresiko besar. Beresiko jadi diri kamu sendiri yang gak kemakan merk dan gaya hidup. Tapi selama enggak, ya sulit." Maka sudah dijamin dia langsung ngamuk, "Terserah kamu mau bilang apa, Mas! I love his dick!" Ya sudah, semakin bulat kesimpulan.

Aku ngechat ke temanku, Dessy terkait hal itu. Dan aku bilang, sedih ya cakep-cakep jadi simpenan Om-om. Sedih! Dan Dessy menjawabku, "Lebih sedih yang jelek dong!" Dan kami tertawa. "Bener juga kita yang jelek ini gak punya kesempatan jadi simpenan Om-om. Udah jelek, gak laku, kesepian lagi." Wakakaka! I love you banget lah, Des!

Tags : ,

No comments:

Post a Comment