Whatever you want...

Monday, December 22, 2014

Manusia Pesta 1

| No comment
Mungkin sudah lumrah baginya berjalan dengan tangan tak berayun. Tapi tidak malam ini. Sang manusia pesta tak hanya menghentikan ayunannya, tetapi juga melepaskan jemarinya. Seperti tak hendak menggenggam apa pun lagi.

Masih hangat gurauannya semalam. Seorang pria berpesta bersamanya. Dia mengundang dirinya sendiri masuk ke dalam pesta sang pria. Dan kalimat rahasia itu kembali didengungkannya, "Aku manusia pesta. Undang aku ke dalam pestamu, dan pestamu akan ramai tak terkira. Tapi jangan mengajakku hidup bersama, atau kau, jika bukan aku, akan mati kebosanan." Lalu dia membenamkan dirinya kepada pria itu, merasakan denyutan nadinya. Lalu menuangkan anggur asam ke dada pria itu, dan menjilatnya sampai tandas.

Dan benar, pria itu sama-sama membosankan seperti pria lain. Para pria itu akan menghubunginya, dan memintanya untuk bertemu setelah pesta mereka usai. Dan menganggap bahwa dia akan sebergelora kenangan mereka atasnya. Dan dia segera akan menghapus nomor kontak mereka seketika.

Angin bulan Desember menerbitkan ribuan nyamuk di pekarangan. Kulitnya bentol kemerahan sejak sebulan terakhir ini. Dia akhirnya duduk dan menyalakan rokoknya lagi. Mengusap mata kirinya dengan punggung tangan dan menghembuskan asap pekat ke udara. Tapi rasanya masih ada yang tak benar-benar lepas. Jemari yang menggapit batang rokok kretek itu selesu wajahnya. Tidak ada sinar dari matanya malam ini.

Ibunya pernah bertanya tentang pekerjaannya. Apa yang dilakukannya selama ini, dia tak pernah berbicara lagi tentang uang kepada keluarga besarnya. Lima atau enam tahun ini dia berhenti meminta kiriman ke rumah. "Aku pelacur!" Jawabnya sambil tertawa. Ibunya berhenti tersenyum. Perempuan itu tak pernah bisa mengerti kapan anaknya serius dan kapan hanya bercanda. Kadang perempuan itu merasa bahwa anaknya itu terlalu rumit. Lalu dia berhenti tertawa. Sesegera kerut-kerut di wajah perempuan itu menegang. "Kamu bercanda kan?" Dan dia tertawa lagi, meninggalkan perempuan itu dalam pertanyaannya.

"Ada apa?" Handphonenya berkedip. "Hidup!" Balasnya. "Mengapa banyak sekali orang yang kecewa dengan orang lain?" Dia menambahkan pesan lagi. "Sebuah pertanyaan aneh untuk jenis orang sepertimu." Balas pesan dari handphonenya. Bukankah dia sering menguliahi orang tentang macam-macam hal. Dan kali ini dia sedang benar-benar ingin dikuliahi. "Tidurlah!" Jawab pesan pendek yang melintas seketika di handphonenya.

Tapi dia tidak bisa tidur. Ini bukan hari tidur baginya. Maka dia segera mengambil telponnya dan menekan sebuah nama kontak. "Ada pesta di sana?" Dia bertanya. "Datanglah!" Jawab suara di telpon itu.


Tags :

No comments:

Post a Comment