Hari ini Mas Yusak datang ke rumah seperti biasanya. Dia duduk di kursinya yang biasa, browsing dan melakukan aktivitasnya yang biasa. Dan aku mengukus tempe. Aku ingin memulai diet ketat lagi seperti tahun lalu. Aku rasa aku akan menulis diary dietku. Aku juga akan menulis diary YBPK Gedangan di sini.
Mas Yusak dengan gayanya yang glenyah-glenyeh bertanya, "Mau mengajar kelas 6?" Tentu maksudnya YBPK Gedangan. Aku tahu apa yang terjadi beberapa tahun terakhir ini di sekolah itu. Sama seperti sekolah YBPK yang lain, di Gedangan YBPK seperti sekolah yang berjalan menuju mati. Muridnya mungkin 30-40an anak satu sekolah. Tahun ini mereka krisis karena Kepala Sekolah yang ada sekarang adalah PNS, dan dari dinas, beliau dilarang merangkap. Akhirnya beliau harus melepaskan YBPK sesegera mungkin. Di sana sayangnya hanya ada dua orang guru yang lain. Satu sekolah dengan seorang kepala sekolah dan dua orang guru. Dan kedua orang guru ini adalah honorer, artinya seperti tinggal menunggu waktu mereka pergi, dan setelah mereka pergi tutuplah sekolah ini. Ada dua guru DPK (diperbantukan) dan itu pun tidak bisa benar-benar diandalkan, karena mereka datang dan pergi sekenanya. "Sak-sake lah!" Bahasa Mas Yusak. Tidak ada yang bersedia dengan senang hati menjadi Kepala Sekolah di sana. Banyak yang ditawari dan banyak pula yang telah menolak. Alasannya macam-macam. Kepala sekolah di YBPK Gedangan hanya menerima 250 ribu, untuk pekerjaan seberat itu, dana sekian tentu saja sama sekali tidak sebanding. Dan demikianlah guru-guru yang lain dibayar, bekerja di sana pengabdian. Semoga saja mereka segera bisa mendapatkan Kepala Sekolah pengganti.
Ini tantangan. Orang melihat tantangan adalah sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Orang yang menantang dirinya cenderung adalah orang-orang yang berani mengambil sesuatu yang selama ini di atas apa yang sudah dia lakukan, biasanya dalam skala yang lebih besar. Dan aku akan berjuang untuk tantangan ini. Aku tidak tahu ujungnya. Tapi aku akan memulai dengan bersemangat. Aku jujur tidak punya harapan yang muluk-muluk. Setidaknya memberikan mereka tenaga pengajar lah. Itu saja dulu. Aku mengiyakan tawaran Mas Yusak.
Semoga Tuhan memampukanku, karena jujur aku takut.
Mas Yusak dengan gayanya yang glenyah-glenyeh bertanya, "Mau mengajar kelas 6?" Tentu maksudnya YBPK Gedangan. Aku tahu apa yang terjadi beberapa tahun terakhir ini di sekolah itu. Sama seperti sekolah YBPK yang lain, di Gedangan YBPK seperti sekolah yang berjalan menuju mati. Muridnya mungkin 30-40an anak satu sekolah. Tahun ini mereka krisis karena Kepala Sekolah yang ada sekarang adalah PNS, dan dari dinas, beliau dilarang merangkap. Akhirnya beliau harus melepaskan YBPK sesegera mungkin. Di sana sayangnya hanya ada dua orang guru yang lain. Satu sekolah dengan seorang kepala sekolah dan dua orang guru. Dan kedua orang guru ini adalah honorer, artinya seperti tinggal menunggu waktu mereka pergi, dan setelah mereka pergi tutuplah sekolah ini. Ada dua guru DPK (diperbantukan) dan itu pun tidak bisa benar-benar diandalkan, karena mereka datang dan pergi sekenanya. "Sak-sake lah!" Bahasa Mas Yusak. Tidak ada yang bersedia dengan senang hati menjadi Kepala Sekolah di sana. Banyak yang ditawari dan banyak pula yang telah menolak. Alasannya macam-macam. Kepala sekolah di YBPK Gedangan hanya menerima 250 ribu, untuk pekerjaan seberat itu, dana sekian tentu saja sama sekali tidak sebanding. Dan demikianlah guru-guru yang lain dibayar, bekerja di sana pengabdian. Semoga saja mereka segera bisa mendapatkan Kepala Sekolah pengganti.
Ini tantangan. Orang melihat tantangan adalah sesuatu yang lebih besar dari diri mereka. Orang yang menantang dirinya cenderung adalah orang-orang yang berani mengambil sesuatu yang selama ini di atas apa yang sudah dia lakukan, biasanya dalam skala yang lebih besar. Dan aku akan berjuang untuk tantangan ini. Aku tidak tahu ujungnya. Tapi aku akan memulai dengan bersemangat. Aku jujur tidak punya harapan yang muluk-muluk. Setidaknya memberikan mereka tenaga pengajar lah. Itu saja dulu. Aku mengiyakan tawaran Mas Yusak.
Semoga Tuhan memampukanku, karena jujur aku takut.
No comments:
Post a Comment