Whatever you want...

Monday, November 10, 2014

Respek

| No comment
Akhirnya hari ini aku datang ke YBPK Gedangan dan bertemu dengan orang-orang tersebut. Aku bertemu dengan Pak Sulis, sang Kepala Sekolah dan dua orang guru, Pak Sapto dan Pak Enggar.Aku bersama dengan Mas Yusak dan Bu Prapti, Kepala Sekolah TK juga. Kami tidak berbicara banyak tentang pekerjaan, lebih  banyak kami berbicara tentang diri kami satu sama lain. Dan rasanya aku mendapatkan beberapa catatan kesan pertama yang luar biasa atas SD YBBK Gedangan ini.

Ketika orang datang ke sebuah tempat baru, banyak yang langsung mendata masalah yang mungkin akan dihadapi. Ketika seseorang ingin menakhlukkan masalah, aku rasa di situlah letak kegagalan pertamanya. Maka sebenarnya mendata masalah adalah  mendata kawan yang akan kita ajak berkencan. Sayangnya banyak orang cenderung melihat sesuatu dalam kancah pertarungan, jadi harus ada yang menang dan kalah. Aku rasa itulah yang membuat orang akhirnya tidak pernah benar-benar menikmati matahari dan udara. Ketika kita meletakkan masalah sebagai musuh, sebenarnya kita berhadapan dengan lawan yang tidak ada habisnya. Tinggal tunggu saja kita kehabisan waktu dan tenaga.

Setiap petarung adalah megaloman. Dalam diri mereka jiwa pemenang atau merasa pemenang tidak pernah hilang. Ketika menemukan sebuah pertarungan, kemungkinannya adalah memenangkan pertarungan itu atau kalah dengan dalih kemenangan yang lain. Yang pertama biasa disebut sebagai kesuksesan, yang kedua akan disebut sebagai delusi atau pemakluman. Mereka yang demikian akan selalu melihat kekuasaannya sebagai kunci. Ketika mereka menemukan bahwa mereka tidak berkuasa maka mereka akan mengalami distopia akut yang merajalela dalam hidupnya. Ketika itu terjadi, sebenarnya dia termakan oleh dirinya sendiri. Tidak salah jika kemudian Spurgeon mengatakan, "Beware of no man more than of yourself; we carry our worst enemies within us."

Kemungkinan lain selain memiliki semangat petarung adalah memiliki semangat hidup. Seorang petarung harus mematikan sesuatu demi kehidupan, tetapi semangat hidup membuat seseorang menjaga kehidupan demi kehidupan. Adalah kewajaran bertemu dengan masalah. Dan sejatinya jika mau terbuka dan sungguh-sungguh belajar dari sejarah, apa yang lebih menyemangati dan memberi energi dalah kehidupan selain masalah? Kencan pertama seseorang harusnya bukan dengan kemenangan, tetapi dengan masalah. Agar seseorang lebih mengenal masalah dan tahu bahwa masalah itu sesuatu yang baiknya tidak terkira. Tidak ada kejahatan yang menyelam dalam lautan masalah, pengenalan sedalam-dalamnya hanya akan membuat orang tidak takut kepada masalah tetapi menghormatinya. Dia juga tidak akan dituntun oleh masalah, tetapi berjalan bersama masalah dengan riang. Aku mengatakannya demikian, "Not obidient nor fear, but respect."

Maka ketika bertemu dengan segalam macam pelik, dengan pribadi-pribadi yang awas dan curiga, relakan saja diri diserang habis-habisan. Tidak perlu mempertahankan diri, tidak juga melawan. Tapi berasama dengan itu cobalah untuk tetap berdiri dan tidak goyah. Orang yang melawan dan membela diri hanya menunjukkan bahwa dirinya sedang tidak aman. Aroma tidak aman itu seperti bangkai, tidak mungkin tidak tercium, ketika seseorang membela diri, maka seseorang juga akan membuat orang lain menebalkan pembelaan diri mereka. Maka pada saat itu pertarungan terjadi. Dan yang demikian ini sebenarnya klise.

So, aku gak tahu besok akan jadi apa, tapi aku nikmati saja semuanya. Sambil melakukan hal-hal kecil yang aku bisa. Lalu berjalan bersama. Jika ditolak, ah tenang saja. Tunggu saja saatnya dia jatuh cinta. Dan aku rasa aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan SD YBPK Gedangan, bahkan sebelum dia jatuh cinta kepadaku.


Tags : , , ,

No comments:

Post a Comment