Aku dan Erni sampai di kontrakan Rechta. Erni hanya mampir dan menyapa sebentar, lalu berangkat ke kampus, tidak terlambat lama ternyata. Hebat! Hebat!
Di kontrakan itu Rechta tinggal bersama beberapa temannya. Tri dan Demi sudah kukenal sebelumnya, kebetulan mereka dari Kediri. Ada yang lain lain seorang anak dari GKSBS aku lupa namanya, dan seorang yang lain anak GKJ. Aku menitipkan peralatan kemping di sana. Mereka akan masuk kuliah dalam beberapa jam lagi, jadi aku masih punya cukup waktu untuk sekadar duduk dan merokok. Melihat para mahasiswa itu rasanya seperti kembali ke masa-masa ketika masih ngontrak bersama Galluh, Mas Kris, Krisno, Krista, dan Argo. Sebenarnya aku tidak mengontrak bersama mereka, tepatnya adalah aku memparasit di kontrakan mereka, lalu sembarangan saja tidur di tempat Argo sepuasnya, tanpa rasa bersalah. Kapan aku pernah merasa bersalah memparasitkan diri kepada seseorang?
Rechta belum mandi, dasar mahasiswa! Tapi aku senang melihatnya sekarang, aku rasa dia lebih bersih. Dia masih kurus seperti dulu. Dan aku bisa melihat dia menikmati kehidupannya sebagai mahasiswa dan Jogja. Siapa yang bisa menolak Jogja, sebagaimanapun Jogja adanya. Dia masih tidak banyak bicara, bicara saja seperlunya, a la Rechta biasanya.
Aku ingat beberapa tahun yang lalu, aku melihat seorang pemuda yang berbeda. Seorang pemuda yang punya mimpi luar biasa, tapi hampir memupus mimpinya. Kini mimpi itu sudah mulai dilakoninya. Aku yakin kenyataan di teologi dan Jogja tak sepenuhnya seperti yang dibayangkannya dulu. Tapi aku bisa melihat bahwa Rechta menyesuaikan diri dengan sempurna. Dan aku bisa membayangkan bahwa dia memang berjuang sungguh-sungguh di sana menghidupi mimpinya. Aku senang melihat dia yang tak menyerah. Bangga pernah menjadi bagian kecil sekali dari mimpi seorang teruna sepertinya. Dia adalah harapan cerita masa depan GKJW dan bangsa ini. Berlebihan? Aku rasa tidak.
"Ada yang tahu GKJ Ngento Ento, gak?" Aku memutuskan untuk ke Mbak Tiyas. Aku berjanji akan datang ke tahbisannya tapi tidak bisa. Sekarnag waktunya untuk membayar hutang janjiku. Salah satu teman Rechta yang anak GKJ menunjukkan tempatnya kepadaku. Tidak persis jelas, yang aku ingat dia bilang, "Pokoknya jauh, Mas!" Tidak masalah, aku suka perjalanan jauh.
No comments:
Post a Comment