Dua pasang mata, pada sebuah balkon menghadap langit. Di dalam masih riuh.
"Selamat!"
"Yeah ... thanks for coming!"
"She's great!"
"As always!"
Sang perempuan menatap ke dalam.
"You know what, i was always thinking that i will be with you!"
Sang pria tersenyum kecil.
"With your little smile."
Dan kali ini sang pria tertawa, lalu menyandarkan punggungnya pada balkon itu.
"Aku juga!"
"..."
"Aku dulu selalu berpikir begitu."
"Masak?"
Sang pria mengangguk. "Tapi siapa yang benar-benar berani mendekatimu? Kamu selalu terlalu ... ehm ... sempurna!"
Dan kali ini sang perempuan tertawa. "I don't know!"
"Until now! You're too ... far away."
Lihat sang perempuan menaikkan alisnya.
"Serius!"
Perempuan itu diam sampai dia mulai tersadar jangan-jangan pria itu mengatakan yang sebenarnya. "Kamu serius?"
"Serius serius!"
"Do you mind?" Perempuan itu mengeluarkan rokoknya.
"Please!"
"Stop smoking?"
"No, i just ... ehm ... make it less."
"For the wedding?"
"Ehm ... No, actually... For the baby."
"Oh ya? Are you going to have a baby?"
Sang pria mengangguk.
"Wow! Double congrats!"
"Double thanks!"
Mereka tersenyum.
"Sometime it will be my turn."
Suara seorang perempuan memanggil sang pria dari dalam.
"Aku masuk."
"Yup!"
"Enjoy your time!"
"Of course!"
Band di dalam memainkan Liza Minelli, Maybe This Time. Sang pria berdansa bersama perempuan yang memanggilnya.
Sang perempuan kembali menghidupkan rokoknya. Menggoyangkan kepalanya lembut.
Kita tahu, sang perempuan menatap ke dalam. Sebentar saja.
Tersenyum. Dan kembali menatap langit.
No comments:
Post a Comment